Demokrasi yang mengandalkan suara terbanyak membuat pemerintah-pemerintah di dunia berusaha memenuhi apa yang dikehendaki oleh rakyat banyak. Pemerintah atau penguasa berkepentingan dengan perolehan suara, sehingga beresiko terhadap kelangsungan keterpilihan mereka bila tidak merespon keinginan terbanyak ini.
Masalahnya adalah keinginan masyarakat terbanyak ini belum tentu yang terbaik dan yang benar bagi kepentingan keseluruhan negeri dalam jangka panjang. Masyarakat kebanyakan akan cenderung mengharapkan hasil jangka pendek, bukan solusi yang memerlukan kerja keras dan membawa kebaikan jangka panjang.
Lantas bagaimana dengan BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) yang telah digulirkan dalam waktu dekat ini?
Apakah akan memberikan solusi untuk rakyat ataukan akan memberikan mimpi sementara, setelah bangun dari mimpi kembali lagi kepada permasalahan yang sama?
Hutang yang bertambah mendorong pencetakan uang yang lebih banyak, uang yang ada di masyarakat akan turun daya belinya secara menyeluruh – dan inilah inflasi yang menjadi korupsi kolektif itu. Inflasi menjadi instrumen legal untuk mengambil kekayaan masyarakat dengan paksa dan tanpa bisa dilawan, mudah dan yang diambil hartanya tidak segera merasa kehilangan . (http://www.rumah-dinar.com/2013/03/inflasi-mata-uang-yang-terus-menerus.html)
Dan apa yang kita alami di Indonesia, keputusan-keputusan yang diambil oleh eksekutif dan legislatif kita juga cenderung untuk menyenangkan masyarakat banyak dalam jangka pendek.
Upaya penyembuhan penyakit yang sesungguhnya adalah "perlu kerja keras dan kerja cerdas" yang bisa jadi pahit , tidak populer dan hasilnya jangka panjang. Masalahnya adalah hasil jangka panjang inilah yang tidak sesuai dengan kepentingan demokrasi – karena tidak ada yang mau memulai disebabkan hasilnya akan diperoleh oleh partai lain yang mendapat giliran untuk berkuasa.
Wallahu A'lam.
rumah hikmah Description: Demokrasi, BLSM, Hutang dan Inflasi
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Demokrasi, BLSM, Hutang dan Inflasi