Perubahan dari Diri Sendiri.

Posted by Noer Rachman Hamidi on Wednesday, September 9, 2015


Kita tentunya ingin membuat suatu perubahan untuk kehidupan yang lebih baik. Masing-masing kita tentunya juga punya pilihan di bidang apa kita ingin membuat perubahan itu. Bahkan Allah perintahkan langsung kepada kita untuk membuat perubahan itu:

“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS 8:53)

Jadi yang akan membuat perubahan terhadap nikmat berupa apapun yang kita terima, itu adalah dimulai dari diri kita sendiri yang mau merubahnya – lalu Allah-pun merubahnya sesuai dengan yang kita lakukan.

Konon salah satu indikator negeri yang buruk atau negeri yang akan terus mengalami kemunduran itu adalah bila suatu negeri tidak mau menanam pohon bahkan gemar menanam tanaman yang tidak bisa dimakan. Entah siapa yang mulai merumuskan indikator ini, tetapi ini juga sejalan dengan formulasi negeri yang sebaliknya – yaitu negeri yang baik menurut AlQur’an. Bila negeri yang baik itu adalah negeri yang di kanan dan kirinya kebun-kebun yang menghasilkan buah yang di makan.

“Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS 34:15).

Maka yang sebaliknya juga sangat mungkin berlaku, negeri yang buruk adalah negeri yang tidak peduli untuk menanam tanaman yang bisa dimakan. Sesubur apapun suatu negeri, bila yang ditanam adalah tanaman-tanaman yang tidak dimakan – lantas dari mana rakyatnya akan memperoleh makanannya secara cukup dan berimbang ?

Tentu ini tidak berlaku untuk negeri-negeri yang secara khusus sudah ditetapkan oleh Allah sebagai negeri yang diberkahi seperti Syam, juga negeri yang dipenuhi buah-buahan atau makanan meskipun tidak perlu menanamnya – sebagai bentuk terkabulnya do’a bapak para nabi yaitu Mekah. Negeri kita bukan Syam dan bukan Mekah, maka bila rakyatnya tidak gemar menanam tanaman yang dimakan dikhawatirkan akan masuk kategori negeri yang buruk atau negeri yang mengalami kemunduran.

Gejala-gejalanya mudah dilihat di sekitar kita. Negeri yang subur ijo royo-royo ini baru berkutat di satu atau dua dari lima jenis makanannya – yaitu karbohidrat dan mungkin juga lemak (minyak). Kita tidak bisa mencukupi kebutuhan protein, vitamin dan mineral – yang sebagian besarnya harus diimpor.

Gejala lain juga mudah kita temukan di sepanjang jalan yang kita lalui baik tol maupun non-tol, baik jalan-jalan yang di kota maupun yang antar kota, juga di perumahan-perumahan yang elite maupun yang tidak elite. Perhatikan apa yang ditanam di tempat-tempat tersebut ?, dimakankah ?, rata-rata bukan dari jenis tanaman yang bisa dimakan.

Kita membuang begitu banyak kesempatan untuk menghasilkan makanan, padahal makanan inilah problem utama rakyat negeri ini dan juga negeri-negeri lain di dunia. Lantas bagaimana solusinya agar kita bisa membalik arah, agar negeri yang sedang mengalami kemunduran ini berubah arah menuju kemakmurannya ?.

Agar rakyat bisa makan secara cukup dan seimbang dari hasil-hasil tanaman yang ditanam di tanah kita sendiri ? Jawabannya adalah, harus ada kerja keras membalik arah budaya ini. Dari mana memulainya ?, minimal dari tulisan-tulisan semacam ini.

Kemudian juga diikuti langkah nyata walaupun baru dalam tahapan tulisan www.agribisnis-indonesia.com, insyaAllah kita telah mulai memberikan informasi kepada masyarakat secara gratis untuk memahami dan menanam tanaman-tanaman yang bisa dimakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Yang Maha Mengetahui (Al Quran).

Agar tidak reinvent the wheel, tanaman-tanaman yang bisa dimakan yang disosialisasikan ini – juga bukan tanaman coba-coba. Ilmu manusia terlalu sedikit dan umur nya terlalu pendek untuk bisa mengetahui secara bijak apa yang seharusnya ditanam untuk jangka panjang ini, maka kami ambilkan tanaman-tanaman yang namanya disebut secara langsung di Al-Qur’an.

Yang kami bayangkan adalah suatu saat nanti akan meluas di masyarakat kegemaran menanam pohon-pohon yang menghasilkan makanan. Di kanan kiri kita atau dimanapun kita berjalan akan melihat kebun-kebun makanan, maka saat itulah negeri kita menjadi negeri yang baik seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut di atas. InsyaAllah.

Semoga kita termasuk orang-orang yang membuat perubahan di bidang kita masing-masing menuju kemakmuran umat sebagai wujud amal sholeh kita dan menjadikan kita pantas menjadi golongan kanan - Umat yang Rahmatan lil Alamin. Aamiin Ya Robbal Alamin. Description: Perubahan dari Diri Sendiri.
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Perubahan dari Diri Sendiri.
Kami akan sangat berterima kasih apabila anda menyebar luaskan artikel Perubahan dari Diri Sendiri. ini pada akun jejaring sosial anda, dengan URL : https://www.nrachman.net/2015/09/perubahan-dari-diri-sendiri.html

Bookmark and Share

Grafik Harga Dinar terhadap Rupiah