Selama sepuluh tahun terakhir, hanya dua tahun dimana PDB Per Kapita kita mampu melampaui nishab zakat yaitu tahun 2001 (20.35 Dinar) dan 2002 (21.20 Dinar). Tahun-tahun berikutnya cenderung menurun dan terendah tahun 2009 yang tinggal 16.55 Dinar.
Apa maknanya PDB Per Kapita yang dibawah nishab zakat ini ?, artinya rata-rata penduduk negeri ini berhak menerima zakat dan belum wajib zakat. Maknanya adalah rata-rata penduduk negeri ini masih tergolong miskin menurut standar Islam, dengan timbangan yang kita yakini akurat sepanjang zaman yaitu nishab zakat yang 20 Dinar tersebut.
Namun realita ini tidak perlu membuat kita bersedih atau berkecil hati karena kemiskinan tidak teratasi dengan hanya bersedih, bahkan akan bertambah parah bila kita berkecil hati. Yang kita perlukan adalah setelah sadar akan realita ini adalah apa yang bisa kita perbuat untuk ikut terlibat dalam upaya pengentasan kemiskinan tersebut.
Inilah peluang itu, kini terbuka peluang lebar bagi kita untuk menempuh jalan yang mendaki lagi sukar untuk bisa berbuat sesuatu dalam ikut memerangi kemiskinan. Membangun usaha yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya tentu tidak mudah, lebih mudah bekerja di perusahaan atau instansi yang mapan – dengan perbagai fasilitasnya.
Namun kalau mayoritas kita berpikiran demikian lantas tugas siapa untuk menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya ini?; Tugas pemerintahkah?. Para pemimpin negeri ini tentu akan ditanya nanti atas kepemimpinannya, namun kita sebagai individu juga akan tetap ditanya atas apa yang kita lakukan.
Ayat-ayat dibawah bukan hanya ditujukan untuk para pemimpin negeri ini, tetapi untuk kita semua. Punya jawabankah kita bila waktunya kelak kita ditanya akan hal ini?.
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan). Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan...”. (Al-Balad 10-14)
Dalam Islam bekerja secara maksimal diajarkan dalam rangkaian do’a yang tergabung dalam do’a khatam Al Qur’an:
“....Allhummaj’al khaira ‘umry aakhirahu wa khaira ‘amaly khawaatimahu wa khaira ayyaami yauma alqooka fiih”,
yang artinya, “Ya Allah jadikanlah yang terbaik dari umurku adalah akhirnya, dan yang terbaik dari amal perbuatanku adalah penutupnya, dan yang terbaik dari hariku adalah hari ketika aku bertemu denganMu....”.
Do’a untuk mati di puncak pencapaian ini juga dicontohkan di Al-Qu’ran. Ketika Nabi Yusuf Alaihi Salam sudah menjadi raja dan sudah dipertemukan dengan kedua orang tuanya yang terpisah sejak kecil, dia-pun memohon : “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. (Ya Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS 12:101).
Semoga Allah memudahkan kita untuk amal yang diridloiNya. Amin YRA.
#memotivasi diri sendiri.
www.rumah-hikmah.com Description: Berusaha mengentaskan Kemiskinan
Rating: 4.5
Reviewer: google.com
ItemReviewed: Berusaha mengentaskan Kemiskinan